Adwayawarman adalah bapak dari Raja Adityawarman dari Kerajaan Malayupura, menurut Prasasti Kuburajo I. Nama lain tokoh ini adalah Adwayabrahman atau Adwayadwaja yang disebut pada Prasasti Bukit Gombak. Sejarawan Slamet Muljana menduga bahwa Adwayawarman ini sama pula dengan tokoh yang bernama Adwayabrahma, yang disebut pada Prasasti Padang Roco. Adwayabrahma adalah nama salah seorang pejabat tinggi (Rakryan Mahamantri) Kerajaan Singhasari yang diutus membawa Arca Amogapasha ke Kerajaan Dharmasraya. maka Adityawarman berketurunan campuran Jawa - Melayu.
Diceritakan pada kitab Pararaton bahwa Dara Jingga, salah satu putri Melayu yang turut dibawa kembali dari Ekspedisi Pamalayu, menikah dengan seorang bangsawan Jawa (alaki 'Dewa'). Anaknya disebut 'Tuhan Janaka' atau 'Sri Marmadewa', yang akhirnya bertahta di Sumatra dengan gelar 'Aji Mantrolot'. Walaupun demikian, tidak ada sumber sejarah lain yang jelas, yang dapat memastikan bahwa 'Dewa' tersebut adalah Adwayawarman, dan bahwa 'Tuhan Janaka' (atau 'Sri Marmadewa', atau 'Aji Mantrolot') tersebut adalah Adityawarman.
Lihat pula
Referensi
- Kozok, Uli (2015). A 14th Century Malay Code of Laws: The Nitisarasamuccaya. Vol. 16 dari Nalanda-Sriwijaya Series. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 39. , 9789814459747.
- Muljana, Slamet (2005). Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara (edisi ke-cetak ulang). LKiS Pelangi Aksara. hlm. 8. , 9789798451164.
- Kozok, Uli (2006). Kitab Undang-undang Tanjung Tanah: Naskah Melayu yang Tertua. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 36-37. , 9789794616031.